BERSEMILAH!
Oleh : Er
Selamat kepada pemimpin baru Jawa Timur,
pasangan yang berhasil memenangkan pemilihan Gubernur Jawa Timur. Saya disini
bukan merupakan tim sukses suatu partai. Akan tetapi sejak di gemborkan siapa
yang akan maju dalam pilkada tersebut, saya tersenyum kecil. Bahagia sedikit
terkejut. Melihat terdapat sosok perempuan akan bertempur di lapangan
menunjukkan kualitas terbaik yang mereka punya. Akhirnya ada sosok perempuan di
daerah sendiri yang berniat memimpin dan diberi kesempatan oleh khalayak luas.
Suatu hal yang bertolak belakang dengan apa yang saya hadapi akhir-akhir ini.
Saya merupakan perempuan yang terlahir
dengan adat-adat pesantren yang kental. Gerak bebas saya selalu terbatasi
dengan status saya yang bisa dikatakan masih bernasab pesantren. Segala
struktural bahkan cultural tidak pernah lepas dari
kebiasaan-kebiasaan pesantren. Dimana sistem patriarkal amat benar terasa
didalamnya. Tidak ada satupun perempuan yang dapat memegang sepenuhnya suatu
kebijakan. Semua adalah laki-laki. Perempuan hanya sebatas sebagai pendamping
saja.
Kisaran pukul sembilan malam ketika saya
duduk di warung kopi sudut kota Malang, saya mendengar kabar bahwa Jawa Timur
telah memiliki pemimpin baru, seorang perempuan dan seorang lelaki yang menjadi
wakilnya. Kabar itulah yang membuat saya sumringah. Bukan karena saya tim
sukses dari mereka, tetapi akhirnya saya dapat melihat dengan mata saya sendiri
di usia saya yang orang bilang ini adalah umur masa-masa kritis.
Jujur saja saya sempat geram dengan
suasana akhir-akhir ini yang saya rasakan. Suatu dogma yang menyebabkan gerak
lingkup perempuan amat sangat dibatasi. Kentalnya keyakinan bahwa seorang
lelaki lah yang layak atas segalanya termasuk dalam kepemimpinan membuat
perempuan-perempuan cerdas, pemberani, totalitas dan loyalitas tidak
pernah di dengar suaranya. Tidak pernah di gubris ide-ide cemerlangnya.
Kentalnya keyakinan bahwa perempuan cukup di ranah domestik saja, seketika di
lelehkan oleh sosok yang memenangkan pilkada Jawa Timur kali ini. Seakan beliau
membuktikan bahwa perempuan mampu dan layak menjadi pemimpin. Perempuan mampu
bersaing sehat dengan laki-laki. Beliau secara tersirat seakan mengajarkan
kepada saya dan semua perempuan di Jawa Timur bahwa perempuan harus dipoles
keilmuannya, bukan hanya wajahnya. Harus diberi vitamin plus otaknya,
bukan hanya kulit mulusnya.
Sekali lagi saya ucapkan selamat, Bu!
Semoga engkau dapat mengawali perempuan-perempuan yang juga ingin berkiprah
seperti anda. Semoga setelah ini muncul generasi-generasi srikandi yang dapat
turut berpartisipasi untuk negeri. Bersemilah wahai perempuan. Masa depan ada
di tanganmu, tangan ku, tangan kita, untuk meneruskan perjuangan...
Comments