Apa Kabar Rapat Tahunan Komisariat Unisma

Pendekarpena.id.ac,.- Malang. Momentum Rapat Tahunan Komisariat (RTK) Unisma, akan segera di gelar. Tinta sejarah akan mengukir perjalan baru Komisariat Unisma kedepan, dapatkah menorehkan ke-emasan sebuah konstruksi perubahan, atau sebaliknya?, "apa kabar para calon pemangkuh tonggak PMII Unisma".

Mari kita refleksikan bersama, PMII Unisma bukan satu organisasi untuk satu orang, bukan pula untuk golongan tertentu. Tetapi, founding fathers Unisma mendirikan "semua buat semua", "satu buat semua, semua buat satau". Inilah esensi organisasi besar dapat meyatukan untuk membangun, memberi hidup bukan bersatu di atas kepentingan praktis yang berujung memecah belah dan hilangnya esensi sinergisitas sebuah organisasi.

Teringat sebuah ungkapan yang menyatakan  bahwa "Tugas, tanggung jawab dan panggilan pertama  se-orang kader adalah menjadi kader militan. Sedangkan melitansi pertama dan terutama yang perlu di tanamkan adalah belajar di 'Rayon' sebagai langkah proses yang murni". Revitalisasikan Rayon jangan jadikan alat kepentingan. 

Akutnya PMII sebab rayon yang ter-berdaya sahabat, kami kader yang terdidik darah juang PMII di 'Rayon' mencari "Ke-manakah perginya para pemimpin sejati, untuk membuka wacana founding fathers yang visioner?".

Aroma politik praktis sudah terdengar 'menohok' warkop yang menjadi pijakan kader untuk literasi sudah menjadi media konsolidasi. Wih, begitu sangat menggugah perhatian banyak kader, selimut arogansi kekuasaan terhijab oleh populasi mahasiswa yang lagi menikmati kopi. Entahlah dengan tujuan formulasi transformasi organisasi kedepan atau bahkan sebatas impian individu/lembaga tercapai?, bulan November memang penuh dengan sekeptis. 

Saya berharap siapapun penerus tonggak kepemimpinan 'Komisariat Unisma' dapat memberi catatan perubahan organisasi yang segnefikan, mengembalikan muara satu komando PMII Unisma, open terhadap Rayon dan tentu Visioner membawa roda organisasi ke-depan, dengan gagasan dan ide kreatif yang tumbuh dari prinsip pribadi bukan atas dorongan senior bahkan rekomendasi.

"Jangan terlalu idealis dan demokrasi dalam beretorika, jika tidak terdapat pada tindakan. Jangan berlagak politis, jika tidak paham ideologi organisasi. Sebab begitu itu yang membuat esensi organisasi terbelakang". 

Mari orientasikan gagasan idelnya untuk pembenahan ekosistem organisasi dan mencerdaskan kehidupan kader, sebagai amanah organisasi yang termaktub di dalan visi-misi PMII.


Penulis : Hainor Rahman

(Kader PMII Rayon Sunan Bonang)

Comments