NAHKODA KAPAL INDONESIA


Photo : Dokumentasi HMP PAI UNISMA
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat vital untuk mencetak para generasi muda di masa mendatang. Diadakannya pendidikan itu antara lain adalah untuk supaya menjadi pribadi yang beradab, bertaqwa serta mampu mengimani tentang keTuhanan. Siapapun yang terlibat di dunia pendidikan khususnya para pencetak manusia-manusia yang beradab, bertaqwa serta mampu mengimani keTuhanan atau yang biasa dipanggil dengan sebutan guru, haruslah mampu menjadi sosok manusia yang unggul dalam dunianya, mampu menjadi manusia sebagai contoh sebagaimana yang telah direalisasikan Oleh Rasulallah.
Oleh karena itu, dunia pendidikan harus menjadi jembatan, sarana dan prasarana bagi generasi mendatang yang akan meneruskan pergerakan-pergerakan para founding fathers, serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan mampu menciptakan manusia yang sebagaimana cita-cita bangsa yang bermartabat.
Sekolah adalah taman yang berfungsi untuk mencetak generasi yang diharap dapat mempunyai karakter mulia, keilmu-pengetahuan, ketaqwaan dan keimanan terhadap agama yang dipeluknya. Setiap manusia mempunyai kewajiban untuk menuntut itu semua, menumbuh kembangkan sifat kemanusiaannya yang beradab terhadap sesamanya.
Tugas guru sangatlah dominan bagi keberlangsungan generasi manusia yang sebagaimana disebutkan diatas. Adalah hal yang cukup sulit untuk mencetak, mendidik serta membimbing manusia yang nantinya akan menjadi penerus bangsa ini. Berbagai latar belakang manusianya, karakter dan kemauan untuk belajar, mencari, menemukan, yang kemudian mampu memproduksi hal-hal yang sudah ia temukan. Tentu membentuk generasi tersebut tidak akan bisa terimplementasikan jikalau pendidikan diluar sekolah tidak terkondisikan, tidak mendukung, tidak selaras dengan visi pendidikan yang dijalankan dalam unit pendidikan.
Lingkungan keluarga dan masyarakat adalah ujung tombak bagi keberpengaruhan manusia-manusia penerus bangsa. Bahwa belajar tidak hanya di lembaga pedidikan formal saja, melainkan belajar dapat dilakukan dimanapun, apapun topiknya dan siapapun guruunya. Maka, berkualitas atau tidaknya manusia-manusia penerus bangsa hari ini kedepan, sangat bergantung pada dinamika sosial lingkungan yang ada di sekitar.
Sebagaimana analogi sebuah Kapal Besar yang saya beri nama “Indonesia”. Sebuah kapal pastilah memiliki nahkoda untuk menjalankan kapal tersebut. Dalam kurun waktu yang telah ditentukan, seorang yang menjadi nahkoda hari ini pastilah akan tergantikan oleh orang lainnya yang dirasa mumpuni pula untuk memegang amanah sebagai nahkoda. Dengan proses yang sedemikian ribetnya, membuat sibuk kesana-kemari, demi mendapatkan dan mempertahankan alur kemudi kapal.
Kapal yang begitu besar, mempunyai muatan yang beragam; Jawa, Sunda, Bugis, Batak, Dayak, Minangkabau, Banjar, Amugme, Alor, Akit dan masih banyak lagi. Begitu juga kekayaannya, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Penumpang kapal yang beragam dan aset yang begitu melimpah, tentu membutuhkan  seorang Nahkoda yang mempunyai jiwa-jiwa sebagaimana jiwa-jiwa yang ada di kapal Indonesia itu sendiri. Seorang Nahkoda, haruslah mengenal, merasa dan memperhatikan penumpangnya. Mau dikemanakan kapal besar ini?  Ke arah mana rute dan rentetan rundown perjalanan yang akan ditempuh kedepan? Apa saja manfaat dan keuntungannya bagi penumpang? Dan tentu masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan kepada Nahkoda yang baru kemudian. Yang jelas, siapapun Nahkoda kapal besar ini mampu menjadikan penumpangnya lebih tenang, sejuk, damai, beradab dan berkeadilan sosial bagi seluruh peunmpang kapal yang bernama Indonesia tersebut. Semoga dengan proses demikian, kedepan mampu mensejahterahkan rakyat yang betul-betul berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam perdamaian bangsa Indonesia. Menomor satukan sikap tawasuth, tawazun, ta'addul dan tasammuh. Bagaimana empat pilar tersebut haruslah menjadi modal bagi pemuda-pemuda Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang damai, serta cerdas dalam memecahkan berbagai persoalan yang ada di negeri tercinta ini. Semoga pemuda-pemuda Indonesia kedepan semakin kritis, solutif dan inovatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 
Penulis : Ahmad Farid 
Editor : Etika Nurmaya

Comments