Dalil-dalil Nasionalisme Santri



Oleh: Er~
            Masih terekam jelas dalam ingatan bagaimana film Sang Kiai yang disutradarai oleh Rako Prijanto menceritakan perjuangan para ulama’ bersama santrinya dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Dikisahkan bahwa pada masa itu Jepang melarang keras adanya pengibaran bendera merah putih. Tak hanya itu, Jepang juga melarang lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan Sekerai (menghormat kepada matahari). Namun K.H Hasyim Asy’ari sebagai tokoh ulama besar menolak dengan tegas untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa hal tersebut menyimpang dari aqidah agama Islam. Singkat cerita, keluarlah Resolusi Jihad yang kemudian membuat barisan santri dan massa penduduk Surabaya berbondon-bondong tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Gema resolusi jihad yang didukung oleh semangat spiritual keagamaan serta sifat tawaddu’ terhada kiai membuat santri tak gentar maju meski harus mempertaruhkan nyawa.
            Merupakan suatu kesalahan besar bagi orang-orang yang menolak sikap nasionalisme. Yang serta merta mengharamkan keberadaan nasionalisme. Karena K.H. Hasyim Asy’ari sendiri telah berdawuh bahwa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hukumnya adalah fadlu ‘ain. Hormat kepada bendera merah putih bukan berarti kita menyembah bendera tersebut, melainkan menghargai perjuangan-perjuangan pahlawan terdahulu.
            Menyandang status santri tak mengenal usia. Tak pula ada istilah mantan santri. Tak akan ada tanggal 10 November tanpa tanggal 22 Oktober. Pergerakan-pergerakan para santri terdahulu tak ubahnya guna memberi semangat untuk santri di zaman modern seperti sekarang ini. Universitas Islam Malang yang merupakan basis kampus ahlu sunnah wal jama’ah dimana didalamnya telah tertanam dengan baik karakter-karakter ke-NU-an ala UNISMA. Tak hanya itu, UNISMA pun tidak membiarkan mahasiswanya menjadi mahasiwa religius dan meninggalkan intelektualitasnya. Pun sebaliknya, unisma tidak membiarkan mahasiswanya berintelektualitas tinggi namun menyampingkan keagaman. Maka dari itu, di dalam tubuh UNISMA terdapat Mahasantri, santri-santri pergerakan yang berkumpul dalam satu wadah, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang biasa dikenal dengan PMII.
            PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang gerak perjuangannya adalah membela kaum mustadh’afin serta membangun kebangsaan yang lebih maju dari berbagai aspek sesuai dengan yang telah dicita-citakan. PMII yang sering disebut dengan Indonesian Moslem Student Movement merupakan anak cucu dari Nahdlatul Ulama. Dimana didalamnya tumbuh subur kader-kader aswaja yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa. Karena sekarang adalah saatnya Mahasantri menduduki garda terdepan pembela tanah air, penjaga keutuhan NKRI mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan amaliyah-amaliyah yang bermanfaat sekaligus barokah.
            Selamat Hari Santri, dari kami Santri Pergerakan!

Er

Comments