INTEGRITAS PENDIDIKAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MEMPENGARUHI AKHLAK DAN KARAKTER


Oleh: Nur Jazah Anil Khusna


Indonesia Sudah  lebih dari 70 tahun merdeka, tetapi belum memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan dari berbagai jalur, jenjang dan jenis pendididkan belum memadai, rendahnnya kualitas penyelenggaraan dan hasil kependidikan  sebagaimana kita akui bersama, bahwa usia pendidikan adalah setua usia umat manusia. Pendidikan adalah suatu interaksi manusiawi (human interaction) antara pendidik/guru dengan anak didik/subjek didik/peserta didik/siswa yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnnya yang berorientasikan pada nilai nilai dan pelestarian serta penggembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha usaha penggembangan manusia.

Dalam  realitas pendidkan diera globalisasi ini kualitas dan integritas menjadi unggulan dasar dan pokok yang perlu ditingkatkan, mengapa ? karena seorang yang mempunyai integritas dan kualitas baik menjadi sumber utama keuntungan dalam segi dan perspektif bidang, dimana seorang mahasiswa bias ikut serta membangun pendidikan yang mulai meredupkan akhlak dan karakter pemuda yang di cita citakan para pendahulu. Yang mana usaha dan kemauan tinggi mengalahkan kekerdilan penjajah belanda,melawan  habis bahkan menumpahkan ribuan darah, sampai  melanda pemuda dengan tampang pahlawan bercita cita kemakmuran dalam pendidikan dalam keseimbangan akhlak maupun karakter yang unggul.

Ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini, karena setiap saat manusia membutuhkan ilmu untuk mencari yang baik atau mencari yang mudah dalam menampaki hidup dan beribadah kepada tuhannya. Manusia membutuhkan ilmu lebih dari kebutuhannya terhadap makanan dan minuman, karna bila manusia memerlukan makanan dan minuman bisa saja hanya tiga kali dalam sehari, tetapi kebutuhan manusia terhadap ilmu tak pernah terputus disepanjang hidupnnya, dalam islam menuntut ilmu tidak hanya termotivasi untuk mencari yang baik atau mencari yang mudah dalam menampaki hidup dan ibadah.

Mengangkat  dari  kesenjangan social yang ada , masih banyak ribuan pemuda di sana, ingin dan mendambakan asupan pendidikan yang baik kemudiaan sesuai dengan keadilan hak kewarganegaraan Indonesia. Banyak hal yang perlu kita tumpahkan dalam pendidikan, sebagai mahasiswa pergerakan, kita wajib dan harus menjadi sasaran dan acuan untuk gerakan perubahan, biar  tidak ada kata paradigma  mahasiswa atau  sekitar tercengah dalam pergerakan organisasinnya saja, namun mati dalam tujuannya yakni membawa perubahan dan menjadi mahasiswa yang bias dan baik dalam management integritas dan kualitas sumber dayannya.

Keterbelakangan dalam kejanggalan integritas dan kualitas pendidikan Indonesia yaitu, kurikulum yang kurang baik dan bagaiman mengaplikasikannya, banyak mahasiswa yang tinggi dalam pendidikannya namun tidak bias menjadi acuan perubahan atau malah menjadi pengacau perubahan. Pendidikan adalah hal yang bias menjadi tolak ukur sebagai mahasiswa yang berkualitas. Ketika kualitas baik kemungkinan besar akhlak dan karakter mengikutinnya, sebab manusia berpendidikan adalah manusia yang tidak lepas dari pembelajaran, namun bias jadi semua yang tlah didapat tidak menjadi kebanggaan yang perlu ditingkatkan, malah menjadi hal yang bias menghancurkannya sebab salah dalam menjalankannya.

Manusia diciptakan untuk menjadi Khalifah atau pemimpin, yang mana bias menjadi penjabaran bahwa pemimpin harus bias memimpin dirinnya sendiri dan orang disekitarnnya, dalam beberapa buku keislaman dan keindonesian atau bahkan kesosialan, segala hal itu berdasarkan Ilmu ketika seseorang itu berilmu maka allah akan menganggkat derajat orang tersebut dengan baik dimata sekelilingnnya. Kemudian beberapa pencetus organisasi pergerakan berkembang di dasari dengan belajar di pondok pesantren bernaugan Nahdatu Ulama` yang membelajarkan kita untuk meneruskan beliau yakni khidmat untuk kemaslahatan umat, tidak menjadi tinggi saat di muka dan tidak menjadi rendah saat berduka namun tetaplah ditengah tengah, tidak saling menyalahkan dan menuduh dalam hal apaun, mengkaji kesalahan dan kekurangan kemudian kelebihan yang ada, menjauhi ego yang tinggi dan menstabilkan kemauan diri dan masyarakat disekeilingnnya dengan seimbang.

Kita hidup di muka bumi ini sebenarnnya untuk beribadah, beribadah dalam perlakuan dan pencerminan yang banyak, meliputi kebaikan dalam Ukhwuwah . kembali dalam pembahasan topik awal, kenapa saya membahas tentang pendidkan bahkan integritas dan seterusnnya, karna saya merasa belum bias menjadi contoh pemuda yang baik, yang belum sumbangsi sedikitpun di perubahan pendidikan dan kurikulum yang ada, yang menjadi penggamat sekaligus lakon dalam pendidikan yang cukup memprihatinkan, pendidikan Indonesia yang merost drastic yang tadinnya gembar gembor menciptakan pendidikan yang baik menyejahterakan anak bangsa, namun masih banyak pelajar yang  telah mendapatkannya namun tidak bias memanfaatkannya dengan baik.

Dan sejauh ini tidak ada pemuda dari kalangan mahasiswa yang bias menjadi perubahan dan sorotan yang baik dalam perubahan kurikulum yang telah diterapkan, saya disini tidak untuk merendahkan kekinerjaan kurikulum yang masih dalam ambag perkembangan, namun saya sebagai mahasiswa atau peserta didik yang ingin menjadi berkualitas sumber dayannya dan mempunyai akhlak kemudian karakter yang baik, berkat pendidikan dan kurikulum yang ada, memang benar menjadi pengkritik atau menjadi peminat bahkan pengamat menyalahkan sebuah kinerja yang ada, namun tidak menjadi sedikitpun rugi untuk asusmsi public yang menjadi bahan tambahan kedepannya lebih baik lagi. Dan bahkan menjadi pemimpin pun tidak seelok mata melihat namun ada tanggung jawab yang besar dalam metabolisme globalisasi, tidak dalam pendidikan saja namun kesejahteraan hak dan kewajiban yang musti adil dalam pendapatannya.

Manusia  adalah  makhluk  Allah yang paling sempurna, karena selain  anugerah bentuk yang  paling bagus  juga dilengkapi dengan  akal pikiran. Dengan   segala  potensi tersebut,  manusia  memilki kemampuan untuk mengembangkan diri  baik  secara jasmani  maupun rohani, yang  selaras dengan  perkembangan  pengetahuan, zaman dan lingkungan yang  positif  sehingga  terbentuk kepribadian yang  utuh  dan sempurna.

Banyak hal yang tengah dialami oleh bangsa ini, salah satunya adalah fenomena merosotnya nilai-nilai moral remaja kita. Merosotnya nilai-nilai moral dalam kehidupan remaja saat ini merupakan keprihatinan kita bersama. Tawuran antar pelajar, maraknya peredaran narkoba dikalangan siswa, adanya siswa yang terlibat dalam tindakan kriminal merupakan contoh perilaku menyimpang remaja kita. Tidak hanya di kalangan remaja saja, secara umum bangsa Indonesia dihadapkan berbagai permasalahan dan krisis bangsa yang serius. Berbagai permasalahan silih berganti menyita perhatian anak bangsa. Jika tidak segera ditindak dan diatasi, maka problem dan krisis itu bisa mengarah pada bergesernya moral/karakter remaja Indonesia, dari moral positif ke negatif.

Seorang mahasiswa harusnnya mempunyai daya intelektual dan kreativitas yang tinggi yang mana kduannya menjadi sulit ditemukan, dan banyak dari keduannya yang menjadi pro atau kontra, bahkan menjadi seorang yang pasif atau akif dalam kehidupannya. Sebenarnnya keduannya bias mengangkat seorang mahasiswa menjadi sorotan perubahan, menjadi seorang yang bias bermanfaat bagi sesamannya menambahkan ke jiwa semangat untuk temannya yang pasif agar tidak kelaman dalam zonannya.

Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.Moral secara eksplisit adalah hal hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu.Tanpaadanya moral, manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi dengan baik. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral adalah sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran tentang baik atau buruknya perbuatan dan kelakuan manusia. Dalam kehidupan manusia, moral menjadi sesuatu yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap individu. Manusia yang mempunyai moral akan senantiasa meakukan hal-hal yang bermoral dan perbuatannya selalu sesuai dengan norma yang berlaku.

Namun di perguruan tinggi tidak menjamin mahasiswannya menjadi baik semua, namun usaha dan usaha dijalankan agar lebih baik sumber dayannya. Dan masih banyak lulusan dari perguruann tinggi yang tidak menjadi sesuai dengan jurusannya, namun tidak menarik kesimpulan bahwa kita yang sampai jenjang ini tidak akan bias berhasil, namun diamana  niat dan tekad menjadi awal tujuan kita, in shaa allah tidak akan merugi dikemudian hari. Timbulnya kesadaran akhlak (moral) dan pendirian manusia terhadapNYA adalah pondasi yang menentukan corak pribadi manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang di dasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup dalam rana susila dan tiap tiap perbuatan susila adalah kwajiban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknnya hidup yang tidak tersusila dan tiap tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.

Kesadaran akhlak itu merupakan wujud kesadaran karakter manusia tentang dirinnya sendiri, diamana manusia merasakan diri sendiri sebagai berhadapan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, haq dan batil boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada yang baik dan buruk atau patut ataupun tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinnya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatan itu sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga menjadi subjek yang mengalami perbuatan dia bisa dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya itu.

Akhlak juga merupakan ciri-ciri keistimewaan atau keunggulan diantara manusia karena aklhak merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang manusia yang berakal. Daalam hal ini rasulullah saw bersabda “ orang yang sempuran imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknnya”. Tidak adannya akhlak yang baik pada diri individu atau masyarakat akan menytebabkan manusia krisis akan nilai diri, yang tentu saja dapat membawa kehancuran bangsa dan Negara. Akhlak mulia merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang yang berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat jauh perbedaannya. Akhlak tidak dapat dibeli atau di nilai dengan suatu mata uang apapun. Jika akhlak sejak kecil kita kenalkan, peserta didik diarahkan pada akhlak yang mulia, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari hari dan seterusnnya, termasuk ketika menjadi mahasiswa.

Akhlak merupakan asa yang dilakukan oleh rasulullah saw ketika memualai pembentukan masyarakat islam. Syeik Muhammad abu zahro menyatakan bahwa budi pekerti atau moral yang mulia adalah satu satunnya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berjhati bersih, ikhlas dalam hidup, amanat dalam tugas cinta kepada kebaikan dan benci kepada kejahatan. Sumbangsi seorang mahasiswapun adalah untuk masyarat sekitar,  perguruan tinggi diajarkan untuk mandiri, dimana segala hal tidak semua tergantung dalam dosen, namun kita sendiri yang mencari dan kita sendiri yang melaksanakan, dan sebaiknnya tidak bertumpang tangan kepada teman akrab atau sebangku dan lainnya. Sebenarnnya perguruan tinggi mengajarkan banyak hal untuk kita, terutama kedisiplinan dalam waktu, menggugah semangat yang tinggi kemudian tidak pantang putus asa.

Ketetapan MPR-RI No. 11/MPR/1983 tentang garis besar haluan Negara sebagai  pola umum pembangunan nasional mengarahkan rangkaian program pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan tujuan nasional seperti tercantum di dalam pembukaan undang undang dasar 1945. Khusus mengenai pendidikan nasional dinyatakan “Pendidikan nasiomal berdasarkan pancasila, bertujuan un tuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia manusia pembangun yang dapat membangun dirinnya sendiri serta bersama sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”

Di samping itu telah digariskan pula dasar kebijakan pendidikan sejarah perjuangan bangsa dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional itu dalam rumusan “Dalam rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan  nilai-nilai 1945 kepada generasi muda maka disekolah  sekolah baik negri maupun swasta, wajib dibeerdirikan pendidiknan sejarah perjuanngan bangsa ”. Berdasarkan garis garis besar haluan Negara itu jelaslah bahwa peserta didik pada khususnnya dan generasi muda pada umummnya harus diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan sejarah perjuamgan bangsa dalam rangka pendidikan pancasila dan masa sebelum kemerdekaan sampai dengan masa sebelum kemerdekaan sampai dengan masa perjuangan menegakkan, mempertahankan, membela dan mengisi kemerdekaan. Karena itu, menjadi tugas departemen pendidikan dan kebudayaan untuk merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan pendidikan sejarah perjuangan bangsa sebagai bagian terpadu dari system kurikulum nasional.

Tujuan pendidikan sejarah perjuangan bangsa, yaitu :

    Memberikan penekanan hal hal yang secara langsung dan tidak langsung berkaitan dengan pendidikan sejarah perjuangan bangsa seperti yang digariskan dalam ketetapan 11/MPR/1983 tentang garis garis besar haluan Negara dengan memberikan penekanan pada usaha usaha meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai nilai 1945 kepada generasi muda.
    Memberikan penekanan kepada pengembangan ranah efektif yang mendorong semnagat, merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian. Untuk mencapai tujuan ini ditetapkan beberapa prinsip yang di tempuh dalam proses perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikan sejarah perjuangan bangsa yang meliputi tujuan, struktur,materi, metode dan penilaiannya. Guna memungkinkan tercapainnya kemungkinan tujuan dan peranan pendidikan sejarah perjuangan bangsa kedudukannya dan struktur kurikulum ditetapkan sebagai bagian terpadu dari program pendidikan humaniora,

Materi pendidikan sejarah perjuangan bangsa dipilih dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut :

    Penentuan didasarkan kepada pendekatan pemilihan peristiwa peristiwa penting dalam tiap kurun sejarah perjuangan bangsa sejak masa sebelum kemerdekaan sampai masa perjuangan menegakkan, mempertajankan, membela dan mengisi kemerdekaan 17 agustus 1945 sampai dengan masa pembangunan sbagai suatu jawaban aktif yang utuh dan menyeluruh dari bangsa Indonesia dalam menghaddapi tantangan sepanjang zaman, baik dalam maupun dari luar.
    Peristiwa yang disajikan pada jenjang pendidikan merupakan kebulatan dan menggunkan pendekatan berbagai mantra (dimensi) serta pendekatan mngulang, memperluas dan memperdalam.

Prestasi pendidkan di Indonesia sangat rendah dan menghawatirkan generasi selanjutnnya, sudahsemestinnya kreatifitas, inovasi dan intelektual yang tinggi berkembang secara bertahap sebab diamana emosional mahasiswa dipertanyakan, dan keinginan membara dimunculkkan lagi karna usia seperti inilah usia yang ditunggu dengan prestasi dan  kemajuan kemudian juga usia produktivitas dan pemikiran yang muda semangat yang masih kuat, namun sebaliknnya makin bertambah tahun kemerosotan masahasiswa semakin terlihat, dimana kurangnnya social yang tinggi kreativitas yang begitu bias disebut tragis punah, seorang mahasiswa pantang mengatakan tidak bisa sebelum mencoba ddan melaksanakan, kata “ aku tidak bisa” sebagai pemuda sangatlah tidak pantas untuk ucapkan, sebab ribuan pahlawan telah banyak gugur di usia yang masi dini kala itu, semngat yang membara antusias yang menggebu sehingga bisa meningkatkan daya tarik tersendiri, bukan bagaimana kita berkembang dengan banyaknnya sebuah mahasiswa namun banyaknnya kretifitas yang mampu meningkatkan kualitas sumber dayannya dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang ada.

Memobilitas sebuah integritas dan kualitas sumber daya manusia mempengaruhi akhlak dan karakter, seorang bisa dikatan mamopu bangkit dalam zonannya adalah, mereka yang mampu melawan kekurangan pada dirinnya sendiri mau belajar dan merubah sikap yang semestinnya tidak untuk dilestarikan pada kesehariannya. Seorang yang mampu mengintegritaskan dan berkualitas yang baik adalah mereka yang mampu memenagemen waktu dan kedidiplinan yang teratur sumber daya manusia dikatakan mempunyai akhlak dan karakter yang sesuaipun juga di tinjau dari keaktifan bagaimana dia berkomunikasi dan berinterasi dilingkungannya, meraeka yang biasa digembeng dan di biasakan dengan kegiatan rutinitas yang baik, atau dengan kebiasaan yang lebih menguji mental, dan semuannya menjadi lingkup kelengkapan mahasiswa yang mungkin dan in shaa allah bisa menjadi perubahan kedepannya, sembonyang mengatakan “ Bukan dari mana kau berasal, namun bagaimana kau dapatkan dan bagaimana pula kau harus berbalas budi” diartikan bukan dari mana kau lahir dan berkembang namun harusnnya bagaimana kau merubah suatu image dalam lingkunganmu dengan baik dan bagaimana bisa kau sumbangsikan pendidkannmu untuk sekitarmu.

Rasulullah Saw menegaskan generasi terbaik adalah pada zaman rasullullah saw, kemudian generasi para sahabat, selanjutnnya disusul generasi para tabiin. Ketika rasulullah saw di Tanya tentang generasi manusia terbaik, rasulullah saw menjawab :

خير النا س قرني ثم ا لذ ين يلو نهم ثم الذ ين يلونهم (رواه الترمذى)

“ Sebaik baik generasi manusia adalah generasiku, kemudian generasi yang dating sesudahnnya, kemudiab generasi yang dating sesudahnnya (HR. Imam Turmudzi).

Sikap Rasulullah saw yang menghormati, memuliakan dan menciptakan para sahabatnnya ini berbeda dengan sikap orang orang ahli bidah dari kalangan khawarij, kaum syiah atau lainnya, yang suka menghina dan meremehkan serta merendhkan martabat para sahabat nabi Muhammad saw. Maka dari penjelasan hadis diatas kita wajib membuktikan bahwa generasi yang dimaksud adalah generasi kita juga, jadi buktikanlah dengan generasi yang baik itu dengan perubahan yang baik dan manfaat bagi sekitarnnya entah dalam penerapan atau metode.

Daftar Rujukan

Membentuk mahasiswa berkarakter (Integritas ilmu, tauhid, ibadah dan akhlak), Prof Dr H maskuri,M.Si

Kebijakan Kebijakan Pendidikan, Drs.Ary Gunawan

Media& sumber pembelajaran, Dr. HM. Musfiqon, M.Pd

Pendidikan islam dan tradisi ilmiah, Prof Masdar hilmy,Ma., Ph. D

Comments

Popular Posts