Resolusi Jihad, Hari Kebangkitan Santri

Oleh : Moh Yajid Fauzi (Kader PMII Rayon Sunan Bonang)
            Pasca 17 Agustus 1945,banyak negara di dunia yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia.Di mata dunia Indonesia adalah negara fasisme jepang atau negara boneka.Prespektif ini semakin kuat dengan  dibuktikannya bahwa Soekarno sebelum kemerdekaan pergi ke Jendral Terauchi dan mengetik naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
            Hal ini membuat Soekarno khawatir karna bisa saja Belanda menguasai Indonesia kembali.Tak lama kemudian Soerkano sowan ke K.H Hasyim Asy’ari untuk meminta fatwa bagaimana hukumnya membela negara yang bukan negara islam,K.H Hasyim berfatwa bahwa membela negara yang bukan negara islam hukumnya Fardhu ‘Ain dan matinya mati Syahid.Kemudian pada tanggal 22 Oktober PBNU mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad.Resolusi Jihad N.U ini adalah bentuk peneguhan komitmen N.U terhadap NKRI.
            Berita inipun langsung menyebar termasuk pada rakyat Surabaya.Tiga hari pasca tercetusnya fatwa resolusi jihad,Inggris datang ke Surabaya atas permintaan Soekarno untuk mengurusi tahanan jepang.Tentara Inggris membuat pos-pos untuk keamanan di Surabaya.Karena oleh rakyat Surabaya dikira sekutu Belanda,pada tanggal 26-29 terjadi pertempuran antara rakyat Surabaya dengan Pasukan Ingg
ris.Semua pelaku dan saksi mata m mengatakan  peristiwa tersebut bukanlah perang,tetapi tawuran karna tidak ada pemimpin perang dalam peristiwa tersebut

            Hampir 2000 tentara Inggris mati,dan puncaknya pada tanggal 30 Oktober 1945 Jendral besar Inggris tewas tertembak oleh Harun ,santri dari Tebuireng.Tewasnya Jendral Besar ini membuat Inggris menjadi marah.Dan peristiwa ini juga yang melatar belakangi terjadinya pertempuran 10 November di Surabaya.

Comments